I.
PENDAHULUAN
Sesungguhnya,
setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus
percaya terhadap adanya Tuhan itu dan berlaku secara alami. Adanya gejala atau
kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan itu semakin
mantap. Semuanya itu pasti ada sebab- musababnya, dan muara yang terakhir
adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya ini, Tuhan pula
sebagai penyebab pertama segala yang ada.
Kendati
kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting
dalam kehidupan ini. Banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam
kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Adanya pergantian
siang menjadi malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini
mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan
sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini.
Karena
agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai
suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada satu pegangan yang kokoh.
Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari semua yang ada
dan yang terjadi. Kepada-Nya-lah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat
lain dari pada-Nya tempat kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini merupakan
dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama
Hindu.
Untuk
menciptakan kehidupan yang damai seseorang wajib memiliki sradha (kepercayaan) yang
mantap. Seseorang yang sradhanya tidak mantap hidupnya menjadi ragu, canggung,
dan tidak tenang dan juga akan terombang ambing.
Adapun pokok-pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi
menjadi lima bagian yang disebut dengan Panca Sraddha, yaitu percaya adanya
Tuhan (Brahman/Hyang Widhi), percaya adalanya Atman, percaya adanya Hukum Karma
Phala, percaya adanya Punarbhawa (Reinkarnasi/Samsara) dan percaya adanya
Moksa.
II.
PEMBAHASAN
2.1
Percaya dengan adanya Tuhan/Brahman
(Widhi Sraddha).
Widhi
Tatwa yang merupakan salah satu bagian dari panca sradha, yang menyatakan bahwa
umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Tuhan, hal ini dapat di yakini
dengan melalui cara-cara yang di sebut Tri Pramana yang berarti tiga cara atau
jalan untuk memperoleh pengetahuan,atau cara bagaimana umat Hindu menjadi tahu
tentang adanya sesuatu, dalah hal ini yaitu Brahman atau Tuhan.Ada pun bagian
dari Tri Pramana adalah :
1. Kepercayaan Umat Hindu terhadap adanya
Brahman didasarkan pada kenyataan, Dimana para maharesi secara nyata dan jelas
dapat menerima dan mendengar wahyu Tuhan, orang suci atau maharesi langsung
menerima wahyu Tuhan yang di sebut sebagai Pratyaksa Pramana.
2. Kepercayaan Umat Hundu terhadap adanya
Brahman didasarkan pada logika atau gejala alam atau rahasia alam yang tidak
dapat terpecahkan oleh manusia. Maka berdasarkan logika pasti ada penyebab atau
sumber dari gejala keanehan alam raya ini,prnyebab atau sumber tersebut tiada
lain adalah Tuhan Yang Maha Esa. Hal inilah yang di sebut sebagai Anumana
Pramana.
3. Kepercayaan Umat Hindu terhadap adanya
Brahman didasarkan pada pemberitahuan orang lain yang di percaya atau
berdasarkan ajaran agama atau Kitab Suci Veda. Dengan dasar ajaran Agama umat
Hindu percaya dengan adanya Tuhan. hal ini yang disebut Agama Pramana.
Di dalam Arjuna Wiwaha tersebut bahwa dengan kesucian
bathin seseorang dapat mengalami wujud Tuhan yang berbunyi sebagai berikut :
Caciwimbha aneng ghata mesi banu
ndan asing suci nirmala mesi wulan
iwa mangkana rakwa kiteng kadanin
ring angambeka yoga kieng sakala
(Arjuna Wiwaha, 11,1)
Bagaikan bulan didalam tempayan berisi air, di dalam air yang suci jernih
terdapatlah bulan, demikianlah konon Dikau kepada makhluk, pada orang yang
melakukan yoga Engkau menampakkan diri.
Dengan memperhatikan sajak di atas dapat kiranya kita
menginsafi bahwa ajaran kerohanian adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui
bukan benda-benda ilmiah isi alam yang maha besar ini , tetapi Penciptanya, dan
alat untuk mengetahuiNya bukan kecerdasan akal ratio tetapi budi luhur yang akan
memekarkan alat wahyu atau intuisi, yaitu salah satu bagian dari alam pikiran
yang terdapat dalam diri manusia.
Tuhan yang Maha Kuasa , yang disebut juga dengan Hyang
Widhi (Brahman) adalah ia yang kuasa atas segala yang ada ini. Tidak ada apapun
yang luput dari kuasanya. Di dalam Weda (Bhagawad Gita), Tuhan bersabda
mengenai hal ini, yaitu sebagai berikut :
Etadyonini
Bhutani
sarvani ty
upadharayana
aham
kritsnasya jagatah
prabhavah
pralayas tatha
(Bh. G.
VII. 6)
Ketahuilah bahwa semua insan mempunyai sumber-sumber kelahiran di sini.
Aku adalah asal mula alam semesta ini demikian pula kiamat kelaknya nanti.
2.2
Hyang Widhi Wasa Sebagai Hyang Tunggal
Dengan Tri Cakti
Dalam Kitab Suci Agama Hindu mengajarkan
bahwa Tuhan itu hanya ada satu Beliau maha besar maha tahu dan ada dimana-mana
yang menjadi sumber dari segala yang ada di alam raya ini.Tetapi dalam
manisfestasinya atau perwujudannya sebagai Tri Murti, Tuhan yang hanya satu di
percaya mempunyai Tiga wujud kekuatan. Tri yang berarti Tiga dan Murti yang
berarti perwujudan, Tiga kekuatan atau kebesaran itu yang di maksud adalah :
1. Tuhan sebagai maha Pencipta,dalam
wujudnya sebagai pencipta Tuhan di beri nama Dewa Brahma,dikatakan sebagai maha
pencipta karena Tuhanlah yang menciptakan alam semesta beserta isinya, Dewa
Brahma di simbolkan dengan aksara suci A (Ang)
2. Tuhan sebagai maha pemelihara, Tuhan
sebagai pemelihara yang melindungi segala ciptaanNya dalam manisestasinya
sebagai pemelihara Umat Hindu menyebut Tuhan sebagai Dewa Wisnu, dan disimbolkan
dengan aksara suci U (ung)
3. Tuhan sebagai maha pemrelina,
pemreline berasal dari kata pralina yang berarti kembali pada asalnya,
pemrelina berarti mengembalikan kepada asalny yang disebut juga sebagai
pelebur, Tuhan sebagai pelebur umat Hindu menyebut Tuhan sebagai Dewa Siwa,dan
disimbolkan dengan aksara suci M (Mang)
Di dalam Rg. Weda Samhita tercantum suatu sajak yang
berbunyi sebagai berikut :
"Ekam sat wiprah bahudha wadanti
Agnim
, Yamam, Mattriwanam
Hanya terdapat satu Kebenaran Yang Mutlak.
Orang bijaksana menyebut dengan berbagai
nama. Agni, Yama, Matariswan
Demikian juga Upanisad bagian Weda yang
terakhir menyebut suatu rumus :
"Ekam ewa adwityam Brahma"
Hanya
ada satu Tuhan , idak ada yang kedua
Memperhatikan
wahyu yang dilimpahkan kepada para Rsi Weda sebagai yang tersebut di atas,
teranglah bahwa hanya terdapat satu kekuasaan yang mengadakan (Utpatti), memelihara
(Sthiti) dan mengembalikan pada asalnya (Pralina).
Yang Maha Esa dan Maha Kuasa disimbulkan
dengan aksara "OM" (A.U.M) yang disebut juga Omkara. Oleh karena itu
tiap-tiap mantra harus dimulai dengan Om, sebagai inti kekuatan doa mantra itu
hendaknya dapat menggentarkan dan menggerakkan alam semesta. Tuhan Yang Maha
Tumggal, Ciwa Mahadewa, adalah Tuhan yang kekal dan abadi iada berawal dan
berakhir (Anadi dan Ananta) tidak ada yang menciptakan atau melahirkan,
melainkan mencipta atau melahirkan diri sendiri.
Oleh karena itu Ia disebut
"Swayambhu"
Swayam-sendiri dan bhu-lahir. Didalam perwujudanNya
sebagai sumber kekuatan hukum alam dan sumber hidup segala mahluk Ia disebut Parama Ciwa atau
Nirguna Brahma. Parama Ciwa (Nirguna Brahman)adalah Roh atau Paramatma, Bhuwana
Agung Makro Cosmos dan Jiwatman,Atma atau Ciwatman adalah bagianNya yang
menjadi roh tiap-tiap mahluk. Parama Ciwa (Nirguna Brahman) bersenyawa dengan
kekuatan hukum kodratnya (Cakti) yang juga disebut Maya Tattwa atau Acetana,
hingga menjadi maha kuasa dan bergelar Sada Ciwa atau Saguna Brahma atau Icwara
yang mengadakan,memelihara pada waktu alam tercipta (Srsti) dan melenyapkan
alam semesta kedalam kekosongan pada waktu kiamat (Pralaya).
Pengertian Dewa dalam Agama Hindu adalah
Kata Dewa muncul dari kata Deva atau Daiwa dalam bahasa
sansekerta yang berasal dari kata Div yang berarti Sinar, jadi Dewa adalah
merupakan perwujudan sinar suci Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping Tri Murti dalam agama hindu
juga ada dewa dan dewi yang di percaya sebagai manispestasi dari Tuhan, seperti
di bawah ini :
· Agni (Dewa api)
· Aswin (Dewa pengobatan, putera Dewa
Surya)
· Candhra (Dewa bulan)
· Durgha (Dewi pelebur, istri Dewa Siva)
· Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa
kebijaksanaan, putera Dewa Siva)
· Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja
surga)
· Kuwera (Dewa kekayaan)
· Laksmi (Dewi kemakmuran, Dewi
kesuburan, istri Dewa Visnu)
· Saraswati (Dewi pengetahuan, istri
Dewa Brahma)
· Sri (Dewi pangan)
· Surya (Dewa matahari)
· Waruna (Dewa air, Dewa laut dan
samudra)
· Bayu (Dewa angin)
· Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim
yang mengadili roh orang mati.
2.3
Cadu Sakti dan Asta Sakti
Selain daripada Tri Sakti Sada Siwa ,
Hyang Widhi Wasa, Saguna Brahma tersebut juga sebagai Tuhan yang mempunyai
empat sifat yang Maha Kuasa yang disebut Catuh, Catur atau Cadu Sakti. Adapun
keempat sifat Mahakuasa yang disebut Cadu Sakti yaitu :
1.
Wibhu sakti artinya Tuhan bersifat maha ada, meresap memenuhi bhuana.
Tiada tempat yang tidak dipenuhi oleh Tuhan, dimana-mana Dia aelalu hadir.
Kekosongan ruang angkasa dipenuhi oleh wujudNya yang maha suksma(gaib) dan
besar.
Tuhan yang bersifat Maha Ada juga berada
di setiap makhluk hidup di dalam maupun di luar dunia (imanen dan ransenden).
Tuhan meresap di segala tempat dan ada di mana-mana (Wyapi Wyapaka) serta tidak
berubah dan kekal abadi (Nirwikara). Di dalam Upanisad disebutkan bahwa Hyang
Widhi adalah telinga dari semua telinga, pikiran dari segala pikiran ucapan
dari segala ucapan, nafas dari segala nafas dan mata daari segala mata. , namun
Hyang Widhi itu bersifat gaib dan abstrak tetapi ada. Di dalam Bhuana Kosa
disebutkan sebagai berikut :
"Bhatara Siwa sira wyapaka
sira suksma tan keneng
angen-angen
kadiangganing akasa tan
kagrahita
dening manah muang indriya
Artinya :
Tuhan (Siwa) , dia ada di mana-mana, Dia
gaib sukar dibayangkan , bagaikan angkasa (ether), Dia tidak dapat ditangkap
oleh akal maupun Panca Indriya.
Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir
di mana-mana. Beliau bersifat wyapi-wyapaka, meresapi segalanya. Tiada suatu
tempat pun yang Beliau tiada tempati. Beliau ada di sini dan berada di sana.
Tuhan memenuhi jagat raya ini.
2.
Prabhu sakti, artinya Tuhan bersifat maha kuasa. Menguasai alam sebagai
pencipta (uttpeti), pemelihara (sthiti), dan dapat menghilangkan segala isi
alam pada waktu hari kiamat ( Pralaya atau Pralina). Segala sesuatu terjadi
karena kodrat dan kekuasaannya. Hyang Widhi menguasai segalanya baik yamg
sekala maupun niskala. Tuhan bebas dari segalanya. Dalam Sloka 9 Bab VI kitab
Sweta Swetara menyebutkan mengenai ke-Mahakuasaan Sang Hyang Widhi yang
berbunyi sebagai berikut :
"na tasya kascit patir asti loke, n
cesita naiwa ca tasya lingam
na karenam karanadhipa –adhipo,
na casya kascijjanita na cadhipah"
Artinya :
Di dalam alam semesta ini tidak ada
seorang makhluk yang menjadi ahli yang kemampuannya melebihi Brahman. Tidak ada
penguasa yang kekuasaanya melebehi Brahman, Bahkan tidak ada sesuatu lingga
yang dapat menjadi tanda kehadiran Beliau, di suatu tempat. Brahman adalah
menjadi penyebab munculnya segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Brahman
adalah Maha Penguasa yang menjadi Jagat Karana. Tidak asa yang menjadi orang
tua ataupun raja nagi Brahman.
3.
Jnana sakti, artinya Tuhan bersifat maha tahu. Tuhan mengetahui segala
kejadian dan segalayang ada dialam yang kelihatan maupun yang gaib sekala dan
Niskala. Tiada suatu perbuatan dan kerja mahluk yang tidak diketahuiNya. Oleh
karena itu dalam ajaran kerohanian agama Dia disebut saksi Agung yang
mengetahui tingkah laku, gerak langkah, amal dan dosa semua mahluk, hingga
manusia tidak dapat mengingkari dosa dan perbuatannya. Di dalam kitab Arjuna Wiwaha disebutkan
"
"Yas
thisthati carati yasca vancati
Yo
nilayam carati yah pratankam
dvau
samnisadya yanmantrayete
raja
tad veda varunas trtiyah
(Arjuna
Wiwaha IV.16.2)
Artinya :
Siapapun
berdiri , berjalan atau bergerak sembunyi-sembunyi, siapapun yang membaringkan diri
atau bangun, apapun yang dua orang duduk bersama bisikan satu dengan yang lain
, semuanya itu diketahui oleh Tuhan (Sang Raja Alam Semesta), ia adalah yang
ketiga hadir disana.
4.
Kriya sakti, artinya Tuhan bersifat maha karya. Tuhan dapat membuat apa
yaang dikehendakiNya. Seberapaun hebatnya manusia dalam menciptakan sesuatu,
tidak ada yang bisa menyaingi Beliau. Cobalah diamati, alam semesta kita, Hyang
Widhi menciptakannya dengan sangat indah. Tak ada yang mampu menandingi karya
agungnya. Beliau menciptakan segala sesuatunya dengan pertimbangan. Segala
sesuatunya diciptakan dengan teliti dan sempurna. Beliau menciptakan alam
dengan kemahakuasaannya dan kembali kepadaNya pada saat pralaya.
Kita tidak
pernah mengetahui kapan dunia diciptakan. Setiap saat terjadi penciptaan dan
setiap saat terjadi peleburan. Tetapi yang jelas , Sang Hyang Widhi selalu
bekerja, tidak pernah berhenti.
Selain dari pada keempat Sakti itu, Sada
Siwa (Saguna Brahma) mempunyai delapan sifat mahakuasa yang disebut Asta Sakti
atau Asta Aiswarya yang berarti delapan kemahakuasaan Tuhan , antara lain :
1.
Anima berasal dari kata anu yang
berarti kekuaan atom, Anima berarti kecil sekecil-kecilnya, lebih kecil dari atom
2.
Laghima, berasal dari kaha laghu
yang berarti tingan, Laghima berarti ringan seringan ringannya, lebih ringan dari udara
3.
Mahima berasal dari kata Maha yang berarti
maha besar, Mahima berarti maha besar, memenuhi alam semesta
4.
Prapti berasal dari kata prapta yang berarti
tercapai, Prapti berarti dapat mencapai segala tempat yang dikehendaki
5.
Prakamya berasal dari kata Pra-Kama yang berarti
segala keinginan dapat tercapai
6.
Isittwa berasal dari kata Ica yang berarti
raja, Isitwa berarti maharaja atau raja diraja
7.
Wasitwa berarti maha kuasa dan mengatasi
segala-galanya
8.
Yatrakamawasayitwa berarti segala kehendaknya tak ada
dapat menentang
Kedelapan sifat keagungan Sada
Ciwa, Tuhan yang maha kuasa, Saguna Brahma Hyang Widhi Waca ini, disimpulkan
dengan singasana teratai (Padmasana) yang berdaun bunga delapan (Astadala).
Singasana teratai (padmasana)hyang widhi waca, SadaCiwa adalah lambang simbul
kemahakuasaanNya, dan daun bunga teratai berjumlah delapan helai (astadala) itu
adalah delapan sifat agung kemahakuasaan AstaCakti atau Astaicwarya sada Ciwa,
Raja yang menguasai dan mengatur alam semesta dan mahluk hidup.
2.4
Kegaiban dan keajaiban sifat Tuhan
(Widhi Suksma)
Wujud
Tuhan Hyang Widhi (Brahma), beliau sering disebut wujud “Hana tan hana”, yaitu
eujud yang ada tetapi tidak ada. Karena gaibnya sering dalam sastra-sastra atau
tattwa-tattwa, wujudNya itu dipersoalkan sebagai teka teki belaka. Walaupun
tidak bertubuh, tidak berdarah, tidak pernah makan, tidak pernah bernafas namun
Tuhan hidup. Tuhan( Brahma) tidak berontak tetapi dapat berfikir, tidak beralat
perasaan atau berurat saraf namun dapat merasakan, tidak bertangan tetapi dapat
melakukan pekerjaan, tidak bermata dapat melihat, tidak berhidung dapat
mencium, tidak bertelinga dapat mendengar, bahkan kata hati semua mahluk
hiduppun dapat didengarNya. Di dalam
Dangdang Bang Bungalan disebutkan :
"ya
iku sengguh anakku sira a nunggalaken bhuwana
ngaranika,
nihan ta upamanta sira waneh kalinganya
kadyangganing
manuk sang manom , mur tan pahelar
melesat
tan pacikara, manon ndatan pamata, mangrengo tan
patalingan
mangambu tan pagrana, magamelan tan
(Dangdang
bang Bungalan )
Artinya :
Ya itulah anakku disebutlah Ia yang
menunggalkan buana. Adapun perumpamaannya , jelasnya lagi ,Yang Maha Tahu (
Tuhan) bagaikan burung, terbang dengan tiada bersayap , kian kemari dengan
tiada berkepala, melihat tiada dengan bersayap, kian kemari dengan tiada
berkepala, melihat tiada dengan bermata, mendengar tiada dengan bertelinga,
mebau tiada dengan berhidung, memegang dengan tiada bertangan, bergerak dengan
tiada berkaki, merasakan dengan tiada berperasaan, melahirkan dengan tiada
bertanda (betina atau jantan ), tiada beranak namun membiak, tiada berperut
tetapi hidup, tidak bermulut namun Ia dapat menikmati, idak berlidah api dapat
merasakan.
Demikianlah
kegaiban dan keajaiban Hyang Widhi yang karena abstrak (suksma) wujudNya sukar
dibayangkan dan sangat mengagumkan.
2.5
BRAHMANDA
Brahmanda
merupakan telur Brahma( Ciwa). Yang dimaksud dengan telur Brahma ialah
benda-benda berbentuk sebagai telur yang terdapat diangkasa, yaitu matahari,
jutaan planet-planet, bintang dan bulan. Terutama planet kecil tempat kita
hidup yang disebut dunia. Di dalam filsafat atau tattwa-tattwa Brahma dan
Brahmanda Tuhan dan telurNya, yang menjadi isi alam semesta ini .
Didalam
ruang angkasa yang maha luas berserakan jutaan Brahmanda ruang angkasa, yaitu
matahari, palanet, bintang,-bintang dan bulan-bulan. Tiap-tiap Brahmanda
disebut Bhuh Bhur atau Bhur Loka yang artinya bumi atau Lithosphere. Bhuh Bhur
Loka dikelilingi oleh lapisan yang disebut Bhuwah Loka, yakni udara, atau
atmosphere. Dan diluar bhuwah Loka terdapat Swah Loka yang berarti tempat
diluar bumi dan hawa, yang terkenal dengan nama ruang angkasa atau
stratosphere. Mahluk alam terbuka hanya dapat hidup di bhuwah loka (bumi)
karena memerlukan hawa, makanan dan tempat. Sedamgkan roh manusia yang sudah
suci biasanya hidup di Swah Loka. Oleh karena itu tempat tuhan, dewa-dewa dan
lain-lain disebut Swarga yang berasal dari kata Swah atau Swar dan kata ga.
Dengan
pernyataan – pernyataan di atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut Politheisme,
melainkan umat Hindu menganut Monotheisme yaitu mengakui dan percaya
dengan adanya satu Hyang Widhi atau Tuhan Yang maha Esa.
Hindu
sangat lengkap, dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama,
yaitu Brahman ( Yang tidak terpikirkan ), Paramaatma ( Berada
dimana-mana dan meresapi segalanya ), dan Bhagavan ( berwujud ).
Di
dalam Narayana Upanisad tersebutlah suatu doa pujian yang hingga kini masih
didoakan oleh para pendeta di Bali pada upacara yang penting mengenai munculnya
alam semesta dari tubuh Hyang Widhi dengan gelar Narayana yang bunyinya :
"Om Atha Purusa hi wai Narayano kamayato prajah
srjayati, Narayanat prano jayate manah sarwendriyani
ca, kham wayur jyotir apah prthiwi wicwasa dharana"
Artinya :
Maka Tuhan Purusa (yang bergelar)
Narayana dengan kodratnya Ia mengadakan semua makhluk. Dari Narayana timbul
tenaga hidup, alam pikiran dan semua indriya, ether., hawa sinar zat cair dan
benda padat yang menjadi dasar semesta alam.
3.1
PENUTUP
Percaya
terhadap Tuhan mempunyai pengertian yakin dan percaya terhadap Tuhan itu sendiri,
Yakin dan percaya ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa
sesungguhnya Tuhan itu memang ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha
segala-galanya. Tuhan yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah ia yang kuasa atas segala
yang ada ini. Tidak ada apapun yang luput dari Kuasa-Nya, Ia sebagai pencipta,
sebagai pemelihara dan pelebur alam semesta ini dengan segala isinya. Tuhan
adalah sumber dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala yang ada. Untuk
menimbulkan rasa bhakti kepada Tuhan yang berwujud suksma (abstrak) maka perlu
yakin dahulu dengan ada-Nya. Seseorang tidak mungkin akan dapat sujud bhakti
kepada Tuhan apabila ia tidak percaya akan adanya Tuhan. Oleh karena itu
terlebih dahulu perlu adanya Sraddha atau keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantra, I Nengah.2009. Dasar-Dasar Agama Hindu. Denpasar :
Fakultas Dharma Acarya IHDN.
Pidarta, Made. Prof. Dr, 1999. Hindu untuk Masyarkat Umum, Surabaya :
Paramita
Wiana, Ketut. 2004. Bagaimana Umat Hindu Menghayati Tuhan, Jakarta : Pustaka Manikgeni
Oka Netra, Gde. Drs. 1997. Tuntunan Dasar Agama Hindu, Jakarta :
Hanoman Sakti
Maswinara, I Wayan. 2002. Konsep Panca Sraddha, Surabaya :
Paramita
Budiana.2013, Panca Sradha http://budiana04.blogspot.com/2013/03/panca-sradha_3198.html (di akses tanggal 17 Desember 2013)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar