Pengaruh
Kebudayaan China di Indonesia
Pengaruh Kebudayaan
China di Nusantara telah dirasakan sejak abad ke- 13 sampai saat ini. Banyak
etnis China atau lebih dikenal dengan bangsa Tionghoa melakukan perkawinan
dengan masyarakat pribumi yang menghasilkan keturunan yang dinamakan
“peranakan”. Dari perkawinan tersebut maka terjadilah alkulturasi budaya.
Pengaruh kebudayaan
China di Indonesia antara lain :
1.Batik
Batik China adalah jenis batik yang dibuat oleh
orang-orang China atau peranakan yang pada mulanya menampilkan pola-pola dengan
ragan hias satwa mitos China, seperti naga, siang, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin
(anjing berkepala singa), serta dewa dan
dewi Kong Hu Chu.
Ada pula ragam hias yang berasal dari keramik China kuno, serta ragam hias berbentuk mega dengan warna merah atau merah dan biru.
Ada pula ragam hias yang berasal dari keramik China kuno, serta ragam hias berbentuk mega dengan warna merah atau merah dan biru.
Pada perkembangannya, Batik China menampakkan pola-pola yang
lebih beragam, antara lain pola-pola dengan pengaruh ragam hias Batik Keraton
seperti yang terlihat pada Batik Dua Negeri dan Tiga Negeri.
Daerah perkembangan Batik China meliputi daerah pesisir maupun pedalaman dengan nuansa yang dipengaruhi lingkungan. Daerah tersebut adalah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Demak dan Kudus.
Lasem terkenal dengan selendang lokcan-nya (burung phoenix) sebagai ragam hias utamanya, sedangkan Demak dan Kudus mempunyai ciri khas dalam isen latar, antara lain "gabah sinawur", "dele kecer" dan "mrutu sewu".
Pekalongan sebagai tempat terdapatnya perusahaan-perusahaan Batik China, menghasilkan karya-karya "terbaik" seperti Oey Soe Tjoen, The Tie Siet, Oey Kok Sing dan lain-lain, mempunyai ciri khas produk yang terpengaruh budaya Belanda
Daerah perkembangan Batik China meliputi daerah pesisir maupun pedalaman dengan nuansa yang dipengaruhi lingkungan. Daerah tersebut adalah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Demak dan Kudus.
Lasem terkenal dengan selendang lokcan-nya (burung phoenix) sebagai ragam hias utamanya, sedangkan Demak dan Kudus mempunyai ciri khas dalam isen latar, antara lain "gabah sinawur", "dele kecer" dan "mrutu sewu".
Pekalongan sebagai tempat terdapatnya perusahaan-perusahaan Batik China, menghasilkan karya-karya "terbaik" seperti Oey Soe Tjoen, The Tie Siet, Oey Kok Sing dan lain-lain, mempunyai ciri khas produk yang terpengaruh budaya Belanda
2.Musik
Adapun budaya
Indonesia yang merupakan pembauran atau gabungan dari budaya China adalah orkes
gambang kromong salah satunya. Orkes gambang kromong yang semulanya hanya
digemari oleh kaum peranakan China saja pada waktu abad ke-18, lama kelamaan di
gemari pula oleh golongan pribumi, karena berlangsungnya proses pembauran.
Secara fisik unsur China tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan,
Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik unsur pribumi yaitu Gambang,
Kromong, Gendang, Krecek dan Gong. Perpaduan kedua unsur kebudayaan ini tampak
pula pada perbendaharaan lagu-lagunya, lagu-lagu yang menunjukkan sifat pribumi
seperti Jali-jali, Surilang, Lenggang-lenggang kangkung dan sebagainya,
terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak China, baik nama lagu, alur melodi
maupun liriknya seperti Kong Jilok, Phe Pantaw, Sipatmo dan sebagainya. Sebutan
untuk tangga nadanya pun berasal dari bahasa China yaitu Syang atau Hsyang, Ceh
atau Tse, Kong, Oh atau ho, Uh Lio atau Liu dan Suh. Jadi bisa disimpulkan
bahwa kedatangan dan keberadaan bangsa Tionghoa di Indonesia membawa banyak
pengaruh ke dalam budaya Indonesia
3.Kosa Kata
Dalam kosa kata sehari-hari banyak istilah China
yang sudah dianggap ‘punyanya’ orang Betawi. Padahal bukan. Seperti sebutan
bilangan cepek (100), gopek (500), seceng (1000), atau panggilan engkong
(kakek), sebutan Wa (yang diserap menjadi Gua, saya), dan Lu (kamu).
Kata-kata sebutan itu identik sekali dengan bahsa Betawai. Menurt sejarawan, hal itu karena memang jaman dahulu orang-orang Betawi dan China sudah bersosialisasi, baik sebagai teman,sahabat, relasi bisnis atau hubungan pembantu-majikan.
Kata-kata sebutan itu identik sekali dengan bahsa Betawai. Menurt sejarawan, hal itu karena memang jaman dahulu orang-orang Betawi dan China sudah bersosialisasi, baik sebagai teman,sahabat, relasi bisnis atau hubungan pembantu-majikan.
4.Pakaian
Demikian pula dengan busana, terutama busana
tradisional Betawi. Busana tradisional kaum pria Betawi, menurut Ridwan Saidi,
terdiri dari celana batik, baju tikim warna putih, kain plekat yang disampirkan
di bahu, penutup kepala atau ikat batik. Baju tikim itulah yg berasal dari
Tionghoa. Pakaian pengantin tradisional Betawi juga demikian, banyak
dipengaruhi kebudayaan Tionghoa.
5.Arsitektur
Di
bidang asrsitektur, pengaruh Tionghoa juga cukup kuat mempengaruhi orang Betawi
ketika membangun rumah. Bagian depan rumah Betawi diberi hiasan pembatas berupa
langkan (China: lan-kan, red). Lalu agar tampak indah dan tidak kusam, pintu
dan jendela harus dicat (chat) ulang setiap tahun.
Di
dinding tergantung lonceng (lo-ceng). Penghuni rumah tidur di pangkeng
(pang-keng) ‘kamar tidur’. Sebelum tidur orang tentunya ingin kongko (kong-kou)
atau ‘mengobrol’ terlebih dahulu sambil minum teh (te) dan makan kuaci
(koa-ci). Sementara Ta’pang (tah-pang) ‘balai-balai’ atau ‘dipan’ dipakai untuk
rebah-rebahan sambil bersantai.
6.Makanan
Di bidang makanan ada nama kecap yang berasal dari kata ke-ciap. Lalu nama-nama jenis
bahan makanan seperti, Mi (mi), bihun (bi-hun), tahu (tau-hu), toge
(tau-ge), tauco (tau-cioun), kucai (ku-chai), lokio (lou-kio), juhi (jiu-hi),
ebi (he-bi), dan tepung hunkwee (hun-koe) tak terpisahkan dari kuliner Betawi.
7.Pertunjukan
a. Barongsai
Menjelang perayaan
Cap Go Meh, atraksi Barongsai di berbagai kawasan di Indonesia, terus digelar dari tempat ke tempat..
Atraksi Barongsai ini menjadi tontonan warga yang kebetulan melintas atau memang bekerja di kawasan itu. Bagi warga yang bermukim di kawasan ini yang kebanyakan warga etnis Cina tentunya punya makna tersendiri. Atraksi Barongsai ini merupakan ungkapan rasa syukur atas apa yang telah didapat sepanjang tahun.
Atraksi Barongsai ini biasanya juga berdasarkan 'booking'. Kalau ada yang memboking mereka untuk tampil di suatu tempat barulah mereka mengadakan atraksi.
Umumnya yang memesan adalah orang Cina juga, tapi tidak jarang pula mereka dipesan oleh non Cina. Tujuannya mungkin berbeda, kalau orang Cina pasti dengan harapan dapat berkah sekaligus mengungkapkan rasa syukur, sedangkan orang non Cina hanya karena memang menyukai Barongsai, mungkin hanya sekedar hiburan saja.
Cap Go Meh adalah hari ke lima belas setelah tahun baru Imlek yang mana pada hari itu menjadi hari puncak peringatan tahun baru. Pada hari itu akan ada ritual dan sembahyang di vihara. Sementara itu Barongsai, sebenarnya adalah akulturasi budaya orang Cina di Indonesia, karena istilah Barongsai cuma ada di Indonesia. Sementara di negeri Cina sendiri hanya dikenal Liong Samsi atau sering dikenal dengan Festival Naga.
Atraksi Barongsai ini menjadi tontonan warga yang kebetulan melintas atau memang bekerja di kawasan itu. Bagi warga yang bermukim di kawasan ini yang kebanyakan warga etnis Cina tentunya punya makna tersendiri. Atraksi Barongsai ini merupakan ungkapan rasa syukur atas apa yang telah didapat sepanjang tahun.
Atraksi Barongsai ini biasanya juga berdasarkan 'booking'. Kalau ada yang memboking mereka untuk tampil di suatu tempat barulah mereka mengadakan atraksi.
Umumnya yang memesan adalah orang Cina juga, tapi tidak jarang pula mereka dipesan oleh non Cina. Tujuannya mungkin berbeda, kalau orang Cina pasti dengan harapan dapat berkah sekaligus mengungkapkan rasa syukur, sedangkan orang non Cina hanya karena memang menyukai Barongsai, mungkin hanya sekedar hiburan saja.
Cap Go Meh adalah hari ke lima belas setelah tahun baru Imlek yang mana pada hari itu menjadi hari puncak peringatan tahun baru. Pada hari itu akan ada ritual dan sembahyang di vihara. Sementara itu Barongsai, sebenarnya adalah akulturasi budaya orang Cina di Indonesia, karena istilah Barongsai cuma ada di Indonesia. Sementara di negeri Cina sendiri hanya dikenal Liong Samsi atau sering dikenal dengan Festival Naga.
b. Wayang Potehi
Wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas tionghoa yang berasal dari cina bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis tionghoa ke berbagai wilayah nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional indonesia. Cerita yang ditampilkan berasal dari legenda rakyat tiongkok, seperti sampek engthay, sih djienkoei, capsha thaypoo, sungokong, dll.
Terkena masalah kehidupan, usaha seret, pasangan selingkuh kabur, karir macet dll.Solusi dg doa2 dan ritual2 khusus.Hub : 0815 6766 2467.
BalasHapusLumayan membantu☺
BalasHapuslumayan bingung
BalasHapusArtikel menarik... Berbagi video tentang Ganti Wajah Opera Sichuan di youtube JTdn8XaPp-I
BalasHapusBaca juga artikel di "stenote-berkata blogspot" in folder November 2017
Pada zaman masehi warga indo lebih banyak memilih budaya cina atau India ya???
BalasHapus